Sabtu, 12 November 2011

ikjas al quran


A.      PENGERTIAN MUKJIZAT

Kata “mukjizat” diambil dari gahasa arab (                ) a’jaza yang berarti “melemahkan/ menjadikan tidak mampu .pelakunya (yang melemahkan ) dinamai mukjizat dan bila kemampuannya melemahkan pihak umat amat menonjol sehingga mampu membungkamkan lawan, dia dinamai mukjizat.[1]
Dalam kamus besar bahasa Indonesia kata mukjizat diartikan sebagai “kejadian yang luarbiasa yang sukar djangkau oleh kemampuan akal manusia. Pakar agama islam mendefinisikan bahwa mukjizat itu adalah suatu hal atau peristiwa luarbiasa yang terjadi melalui seorang yang mengaku nabi, sebagai bukti kenabiannya di datangkan kepada yang ragu, untuk melakukan atau mendatangkan hal sempurna, namun mereka tidak mampu melayani tantangan ini.[2]dengan redaksi yang berbeda, mukjizat diartikan juga sebagai sesuatu luar biasa yang diperlihatkan Allah melalui para nabi dan rasul-Nya, sebagai bukti atas kebenaran pengakuan kenabian dan kerasulannya.[3]
Unsure – unsure yang terdapat pada mukjizat yang dijalaskan Quraish Shihab :
1.      Hal atau peristiwa yang luar biasa
2.      Terjadi atau diaparkan oleh seorang yang mengaku nabi
3.      Mengandung tantangan terhadap yang meragukan kenabian
4.      Tantangan tersebuta tidak mampu atau gagal dilayani.


B.       MACAM-MACAM MUKJIZAT

Secara garis besar mukjizat dapat dibagi dalam dua bagian pokok, yaitu mukjizat yang bersifat material, indrawi yang tidak kekal dan mukjizat immaterial, logis, dan dapat dibuktikan sepanjang masa. Mukjizat nabi-nabi yang terdahulu merupakan jenis mukjizat yang bersifat material. Mukjizat mereka bersifat material dan indrawi dalam arti keluarbiasaan tersebut dapat disaksikan atau dijangkau langsung lewat indra oleh masyarakat tempat mereka menyampaikan risalahnya.
Perahu nabi Nuh yang dibuat atas petunjuk allah sehingga mampu bertahan dalam situasi ombak dan gelombang yang sangat dasyat, tidak terbakarnya nabi Ibrahim dalam kobaran api yang sangat besar, tongkat nabi musayang beralih wujud menjadi ular, dan lain-lain. Kesemuaanya itu bersifat material indrawi.

C.      SEGI-SEGI KEMUKJIZATAN AL-QURAN

1.      Gaya bahasa.
Gaya bahasa Al-Quran banyak membuat orang arab saat itu kagum dan terpesona. Al-Quran mencapai tingkat tertinggi dari segi keindahan bahasanya, sehingga membuat kagum bukan saja orang-orang mukmin, tetapi juga orang-orang kafir.
2.      Susunan kalimat
Al-qoran, hadis qudsi, dan hadis nabawi sama-sama keluar dari mulut nabi, uslub atau susunan bahasanya sangat jauh berbeda. Al-quran muncul dengan uslub yang begitu indah.
3.      Hukum ilahi yang sempurna
Al –quran menjelaskan pokok-pokok  akidah, norma-norma keutamaan sopan santun, undang undang ekonomi, polotik, social dan kemasyarakatan, serta hokum-hukum ibadah. Tentang akidah Al-quran mengajak umat manusia pada akidah yang suci dan tinggi, yakni beariman kepda Allah Yang Maha Agung , menyatakan adanya nabi dan rasul.
Dalam bidang undang-undang, Al-quran telah tela menetapkan kaidah-kaidah menganai perdata, pidana, pilitik dan ekonomi. Al-quran menggunakan dua cara dalam menetapkan sebuah ketetapan hokum yaitu: secara global dan secara terperinci.
4.      Ketelitian redaksinya.
a.       Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan antonimnya
b.      Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan jumlah kata yang menunjukan kepada akibatnya
c.       Keseimbangan antara jumlah kata dengan kata penyebabnya.
5.      Berita tentang hal-hal yang Ghaib
Sebagian ulma menatakan bahwa sebagian mukjizat Al-quran adalah berita-berita gaibin Firaun, yang mengejar-ngejar Nabi musa yang diceritakan dala, surat Yunus ayat 92.
Berita ghaib yang ada dalam wahyu allah itu membuat manusia takjub karena akal manusia tidak sampai ke hal-hal tersebut. Salah satu mukjizat Al-Quran, bahwa di dalamnya banyak sekali terdapat ungkapan dan keterangan yang rahasianya baru terungkap oleh ilmu pengetahuan dan sejarah pada akhir abad ini, maka yang terkandung di dalamnya sama sekali tidak terbayangkan oleh pikiran orang yang hidup pada masa Al-quran diturunkan.[4]
6.      Isyarat –isyarat Ilmiah
Banyak sekali isyarat Ilmiah yang ditemukan di dalam Al-quran :
Jelas firman Allah,




Artinya: “dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkann-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan tahun perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu, melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda – tanda (kebesarannya) kepada orang –orang yang mengetahui . (QS. Yunus (10):5).

Perbedaan sidik jari manusia, sebagaimana di isyaratkan oleh firman Allah :


Artinya: “bukan demikian, kami kuasa menyusun (kembali) jari jemarinya dengan sempurna” (QS. Al Qiyamah (75) :4)

D.      PERBEDAAN PENDAPAT SI KALANGAN ULAMA.

1.      Menurut golongan sharfah.

Sampai menjelang abad ke III H, terma ijas masih dipahami oleh para ulama sebagai keunikan Al-quran yang tidak dapat di tiru oleh siapapun. Namun berkat pengaruh Al-jaiz, seorang tokoh mu’ktazilah, terma itu belakangan lebih dispesifikasikan pada gaya retorika Al-quran. Pada perkembangan selanjutnya seorang tokoh mu’tazilah lainnya, yakni Al murthada, berpendapat bahwa kemukjizatan Al quran itu disebabkan adanya sharfah (pemanggian), yakni sebagaimana yang di definisikan oleh An Nazhzham – telah memalingkan manusia untuk menentag al quran dengan menciptakan kelemahan paddanya dehingga tidak dapat mendatangkan sesuatu yang sama dengan al quran.
Para ulama membantah sharfah menjelaskan bahwa paham ini telah menuduh tuhan menentang seseorang yang berbicara, tetapi lidah orang itu lebih dahulu di potong (dilemahkan ) oleh-Nya. Jika di runut dari latarbelakang teks-teks tentang tahaddi (tantangan) Al- quran, jelaslah bahwa kaum kafir Quraish pada saat itu merasa mampu mendatangkan kitab serupa Al quran meskipun nyatanya tidak berdaya atau tidak berhasil. Pandangam sharfah ini menurut mereka, mengimplikasikan pandangan bahwa sebenarnya kemukjizatan Al- quran bukan karena esensi (dzat)-nya tetapi karena ada factor lain, yakni pemalingan potensi manusia oleh Tuhan.

2.      Menurut iman Fakhruddin.

Aspek kemukjizatan Al quran terletak pasa klefasihan, kemudia dan kesmpurnaanya dari segaa cacat

3.      Menurut Ibn’Tthiyyah.

Yang benar yang dianut oleh para ulama, diantaranya Al Haddaq, aspek kemukjiazatan Al quran itu terletak pada runtutannya, makna-makna yang terkandung di dalamnnya, dan kata- kata yang fasih.

4.      Menurut sebagian ulama

Sebagian ulam berpendapat bahwa segi kemukjizatan Al quran adalah sesuatu yang terkandung di dalam Al quran itu sendiri, yaitu susunan yang tersendiri dan berbeda dengan bentuk puisi orang arab maupun bentuk prosanya, suku kaimatnya maupun dalm pungtuasinya.

5.      Menurut sebagian ulama lainnya

Berpendapat bahwa segi kemukjizatan itu terkandung dalm kata- katanya yang jelas, redaksinya yan bernilai sastra, dan susunannya yang indah karena nilai sastra yang terkandung di dalam Al quran itu sangat tinggi dan tidak ada bandingannya.




PENUTUP


E.       Kesimpulan :

1.      mukjizat adalah : ” suatu hal atau peristiwa luarbiasa yang terjadi melalui seorang yang mengaku nabi, sebagai bukti kenabiannya yang ditantangkan kepada yang ragu, untuk melakukan atau mendatangkan hal serupa, tetapi merka idak mampu melayni tantangan itu.”
“suatu kejadian yang keluar dari kebiasaan, disertai dengan unsure tantangan, dan tidak akan dapat ditandingi.
2.        Unsure- unsure yang terdapat pada mukjizat :
·         Hal atau peristiwa yang luarbiasa
·         Terjadi atau di paparkan oleh seorang yang mengaku nabi
·         Mengandung tantangan terhadap yang meragukan kenabian
·         Tantangan itu tidak mampu atau gagal dilayani
3.        Segi –segi  kemukjizatan Al quran
·         Gaya bahasa
·         Susunan kalimat
·         Hokum ilahi yang sempurna
·         Ketelitian redaksinya
·         Berita tentang hal –hal yang ghaib
·         Isyarat –isyarat ilmiah


DAFTAR PUSTAKA



Al Qatan Manna,  Pengantar Ilmu Studi Al-Quran2008
DR. Rosihin Anwar, M.Ag ,Ulum Al-Quran, Bandung,  Pustaka setia,2008
M. Quraish Shihab, mukjizat Al-quran,Mizan, Bandung, 1989


[1] DR. rosihin Anwar, M.Ag ,ulum al-quran. Hal 184
[2] M. Quraish Shihab, mukjizat Al-quran.hal 114
[3] DR. rosihin Anwar, M.Ag ,ulum al-quran. Hal 184

[4] Al Qatan Manna, pengantar ilmu Studi Al-quran.2008,hal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar