A. PENGERTIAN MUKJIZAT
Kata “mukjizat” diambil
dari gahasa arab ( )
a’jaza yang berarti “melemahkan/ menjadikan tidak mampu .pelakunya (yang
melemahkan ) dinamai mukjizat dan bila kemampuannya melemahkan pihak umat amat
menonjol sehingga mampu membungkamkan lawan, dia dinamai mukjizat.[1]
Dalam kamus
besar bahasa Indonesia kata mukjizat diartikan sebagai “kejadian yang luarbiasa
yang sukar djangkau oleh kemampuan akal manusia. Pakar agama islam
mendefinisikan bahwa mukjizat itu
adalah suatu hal atau peristiwa luarbiasa yang terjadi melalui seorang yang
mengaku nabi, sebagai bukti kenabiannya di datangkan kepada yang ragu, untuk
melakukan atau mendatangkan hal sempurna, namun mereka tidak mampu melayani
tantangan ini.[2]dengan
redaksi yang berbeda, mukjizat diartikan juga sebagai sesuatu luar biasa yang
diperlihatkan Allah melalui para nabi dan rasul-Nya, sebagai bukti atas
kebenaran pengakuan kenabian dan kerasulannya.[3]
Unsure – unsure
yang terdapat pada mukjizat yang dijalaskan Quraish Shihab :
1. Hal
atau peristiwa yang luar biasa
2. Terjadi
atau diaparkan oleh seorang yang mengaku nabi
3. Mengandung
tantangan terhadap yang meragukan kenabian
4. Tantangan
tersebuta tidak mampu atau gagal dilayani.
B. MACAM-MACAM MUKJIZAT
Secara
garis besar mukjizat dapat dibagi dalam dua bagian pokok, yaitu mukjizat yang
bersifat material, indrawi yang tidak kekal dan mukjizat immaterial, logis, dan
dapat dibuktikan sepanjang masa. Mukjizat nabi-nabi yang terdahulu merupakan
jenis mukjizat yang bersifat material. Mukjizat mereka bersifat material dan
indrawi dalam arti keluarbiasaan tersebut dapat disaksikan atau dijangkau
langsung lewat indra oleh masyarakat tempat mereka menyampaikan risalahnya.
Perahu
nabi Nuh yang dibuat atas petunjuk allah sehingga mampu bertahan dalam situasi ombak
dan gelombang yang sangat dasyat, tidak terbakarnya nabi Ibrahim dalam kobaran
api yang sangat besar, tongkat nabi musayang beralih wujud menjadi ular, dan
lain-lain. Kesemuaanya itu bersifat material indrawi.
C. SEGI-SEGI KEMUKJIZATAN AL-QURAN
1. Gaya
bahasa.
Gaya bahasa
Al-Quran banyak membuat orang arab saat itu kagum dan terpesona. Al-Quran
mencapai tingkat tertinggi dari segi keindahan bahasanya, sehingga membuat
kagum bukan saja orang-orang mukmin, tetapi juga orang-orang kafir.
2. Susunan
kalimat
Al-qoran, hadis
qudsi, dan hadis nabawi sama-sama keluar dari mulut nabi, uslub atau susunan bahasanya sangat jauh berbeda. Al-quran muncul
dengan uslub yang begitu indah.
3. Hukum
ilahi yang sempurna
Al –quran
menjelaskan pokok-pokok akidah,
norma-norma keutamaan sopan santun, undang undang ekonomi, polotik, social dan
kemasyarakatan, serta hokum-hukum ibadah. Tentang akidah Al-quran mengajak umat
manusia pada akidah yang suci dan tinggi, yakni beariman kepda Allah Yang Maha
Agung , menyatakan adanya nabi dan rasul.
Dalam bidang
undang-undang, Al-quran telah tela menetapkan kaidah-kaidah menganai perdata,
pidana, pilitik dan ekonomi. Al-quran menggunakan dua cara dalam menetapkan
sebuah ketetapan hokum yaitu: secara global dan secara terperinci.
4. Ketelitian
redaksinya.
a. Keseimbangan
antara jumlah bilangan kata dengan antonimnya
b. Keseimbangan
antara jumlah bilangan kata dengan jumlah kata yang menunjukan kepada akibatnya
c. Keseimbangan
antara jumlah kata dengan kata penyebabnya.
5. Berita
tentang hal-hal yang Ghaib
Sebagian ulma
menatakan bahwa sebagian mukjizat Al-quran adalah berita-berita gaibin Firaun,
yang mengejar-ngejar Nabi musa yang diceritakan dala, surat Yunus ayat 92.
Berita ghaib
yang ada dalam wahyu allah itu membuat manusia takjub karena akal manusia tidak
sampai ke hal-hal tersebut. Salah satu mukjizat Al-Quran, bahwa di dalamnya banyak
sekali terdapat ungkapan dan keterangan yang rahasianya baru terungkap oleh
ilmu pengetahuan dan sejarah pada akhir abad ini, maka yang terkandung di
dalamnya sama sekali tidak terbayangkan oleh pikiran orang yang hidup pada masa
Al-quran diturunkan.[4]
6. Isyarat
–isyarat Ilmiah
Banyak sekali isyarat
Ilmiah yang ditemukan di dalam Al-quran :
Jelas firman Allah,
Artinya:
“dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan
ditetapkann-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan itu, supaya
kamu mengetahui bilangan tahun dan tahun perhitungan (waktu). Allah tidak
menciptakan yang demikian itu, melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda –
tanda (kebesarannya) kepada orang –orang yang mengetahui . (QS. Yunus (10):5).
Perbedaan sidik jari
manusia, sebagaimana di isyaratkan oleh firman Allah :
Artinya:
“bukan demikian, kami kuasa menyusun (kembali) jari jemarinya dengan sempurna”
(QS. Al Qiyamah (75) :4)
D. PERBEDAAN PENDAPAT SI KALANGAN ULAMA.
1. Menurut golongan sharfah.
Sampai
menjelang abad ke III H, terma ijas masih dipahami oleh para ulama sebagai
keunikan Al-quran yang tidak dapat di tiru oleh siapapun. Namun berkat pengaruh
Al-jaiz, seorang tokoh mu’ktazilah, terma itu belakangan lebih dispesifikasikan
pada gaya retorika Al-quran. Pada perkembangan selanjutnya seorang tokoh
mu’tazilah lainnya, yakni Al murthada, berpendapat bahwa kemukjizatan Al quran
itu disebabkan adanya sharfah (pemanggian), yakni sebagaimana yang di
definisikan oleh An Nazhzham – telah memalingkan manusia untuk menentag al
quran dengan menciptakan kelemahan paddanya dehingga tidak dapat mendatangkan
sesuatu yang sama dengan al quran.
Para
ulama membantah sharfah menjelaskan bahwa paham ini telah menuduh tuhan
menentang seseorang yang berbicara, tetapi lidah orang itu lebih dahulu di
potong (dilemahkan ) oleh-Nya. Jika di runut dari latarbelakang teks-teks
tentang tahaddi (tantangan) Al- quran, jelaslah bahwa kaum kafir Quraish pada
saat itu merasa mampu mendatangkan kitab serupa Al quran meskipun nyatanya
tidak berdaya atau tidak berhasil. Pandangam sharfah ini menurut mereka,
mengimplikasikan pandangan bahwa sebenarnya kemukjizatan Al- quran bukan karena
esensi (dzat)-nya tetapi karena ada factor lain, yakni pemalingan potensi manusia
oleh Tuhan.
2. Menurut iman Fakhruddin.
Aspek kemukjizatan Al
quran terletak pasa klefasihan, kemudia dan kesmpurnaanya dari segaa cacat
3. Menurut Ibn’Tthiyyah.
Yang benar yang dianut
oleh para ulama, diantaranya Al Haddaq, aspek kemukjiazatan Al quran itu
terletak pada runtutannya, makna-makna yang terkandung di dalamnnya, dan kata-
kata yang fasih.
4. Menurut sebagian ulama
Sebagian ulam berpendapat
bahwa segi kemukjizatan Al quran adalah sesuatu yang terkandung di dalam Al
quran itu sendiri, yaitu susunan yang tersendiri dan berbeda dengan bentuk
puisi orang arab maupun bentuk prosanya, suku kaimatnya maupun dalm
pungtuasinya.
5. Menurut sebagian ulama lainnya
Berpendapat
bahwa segi kemukjizatan itu terkandung dalm kata- katanya yang jelas,
redaksinya yan bernilai sastra, dan susunannya yang indah karena nilai sastra
yang terkandung di dalam Al quran itu sangat tinggi dan tidak ada bandingannya.
PENUTUP
E. Kesimpulan :
1. mukjizat
adalah : ” suatu hal atau peristiwa luarbiasa yang terjadi melalui seorang yang
mengaku nabi, sebagai bukti kenabiannya yang ditantangkan kepada yang ragu,
untuk melakukan atau mendatangkan hal serupa, tetapi merka idak mampu melayni
tantangan itu.”
“suatu kejadian yang
keluar dari kebiasaan, disertai dengan unsure tantangan, dan tidak akan dapat
ditandingi.
2.
Unsure- unsure yang terdapat pada
mukjizat :
·
Hal atau peristiwa yang luarbiasa
·
Terjadi atau di paparkan oleh seorang
yang mengaku nabi
·
Mengandung tantangan terhadap yang
meragukan kenabian
·
Tantangan itu tidak mampu atau gagal
dilayani
3.
Segi –segi kemukjizatan Al quran
·
Gaya bahasa
·
Susunan kalimat
·
Hokum ilahi yang sempurna
·
Ketelitian redaksinya
·
Berita tentang hal –hal yang ghaib
·
Isyarat –isyarat ilmiah
DAFTAR PUSTAKA
Al
Qatan Manna, Pengantar Ilmu Studi Al-Quran2008
DR.
Rosihin Anwar, M.Ag ,Ulum Al-Quran, Bandung,
Pustaka
setia,2008
M.
Quraish Shihab, mukjizat Al-quran,Mizan,
Bandung, 1989
[1]
DR. rosihin Anwar, M.Ag ,ulum al-quran. Hal
184
[2]
M. Quraish Shihab, mukjizat Al-quran.hal
114
[3]
DR. rosihin Anwar, M.Ag ,ulum al-quran. Hal
184
[4] Al
Qatan Manna, pengantar ilmu Studi
Al-quran.2008,hal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar