islam my way of live
Jumat, 27 Januari 2012
Rabu, 30 November 2011
perkembangan islam fase mekah dan madinah
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji bagi
Allah SWT, zat penguasa seluruh alam jagat raya. Teriring pula salawat dan
salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW. Amin.
Sebagai wujud ikhtiar untuk
meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan mahasiswa di stai-ydi
lubuk sikaping khususnya jurusan PAI.Kami
menyusun makalah ini berdasarkan fakta yang kami dapat berbagai sumber-sumber
dan literature-literatur yang dijamin kebenarannya. Kami berterima kasih kepada
semua pihak yang ikut membantu untuk terselesainya makalah ini. Kami menyadari
dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan.
Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca yang budiman sangat kami
nharapkan untuk kesempurnaan makalah ini pada masa yang akan datang. Demikian
pentingnya mata kuliah sejarah peradaban islam bagi mahasiswa pendidikan agama
islam, maka perlu diadakan makalah yang mampu merangsang kreativitas para mahasiswa.
Semoga kehadiran makalah ini
dapat memberi mamfaat bagi kita semua dalam menjalankan aktivitas belajar
mengajar.
Lubuk
sikaping,23 oktober 2010
ade putra candra utama
DAFTAR
ISI……………………………………………………………………………………………………….2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perkembangan
Islam pada masa Rasulullah Saw melalui dua periode yang dipisahkan oleh
hijrahnya beliau dan kaum Muslimin dari Mekkah ke Yatsrib . Periode pertama
dinamakan periode Mekkah, yaitu suatu periode yang ditandai dengan munculnya
benih masyarakat dan peletakan dasar-dasar Islam yang fiundamental. Periode
yang kedua disebut periode Madinah, yaitu suatu tatrapan penyempurnaan
pembentukan masyarakat Islam serta penjelasan segala sesuatu yang pada era
sebelumnya masih bersifat global, dan penyempurnaan perundang-undangan dan tata
aturan dengan melahirkan prinsip-prinsip baru, serta menerapkan prinsipprinsip
tersebut kedalam bentuk aktualisasi. Maka pada periode kedua inilah nampak
masyarakat Islam sebagai suatu unit (kesatuan) yang bergerak menuju kepada
suatu tujuan.
Rangkaian kehidupan di Madinah dimulai dengan
menyatukan para Muhajirin
(penduduk Muslim Mekah yang turut hrjrah) dengan kaum Anshar (penduduk
asli
Madinah) dalam suatu ikatan persaudaraan. Selanjutnya mengikat pedanjian
bersama
semua lapisan masyarakat Madinah. Melalui pedanjian bangsa Arab dan
bangsa
Yahudi dipersatukan dalam kewarganegzlraan Madinah bersama-sama dengan
kaum
Muslimin (Mahmud Ahmad, 1989:214). Dengan perjanjian itu pula Nabi
Muhammad Saw memposisikan dirinya menjadi pemimpin masyarakat Madinah.
B. PERMASALAHAN
- Sejarah hidup nabi Muhammad SAW
- Nabi Muhammad dalam berdakwah ,fase mekah
- Fase madinah
- Membangun masyarakat madinah yang baru
- Piagam Madinah
- Perjanjian dengan pihak yahudi
- Pembentukan sistim ekonomi
C. TUJUAN
Adapun tujuan penulis menyusun makalah ini supaya
pembaca lebih mengetahui tentang kehidupan nabi Muhammad SAW dan proses
pembentukan Negara Madinah sekaligus memahami isi-isi piagam Madinah.mengetahui
proses perkembangan islam pada fase mekah,dan fase madinah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. FASE MEKKAH
Setiap periode memiliki tahapan-tahapan sendiri, dengan
kekhususannya masing-masing. Yang satu berbeda dengan yang lain. Hal ini tampak
jelas setelah meneliti berbagai unsur yang menyertai dakwah itu selama dua
periode secara mendetail.
Periode Mekkah dapat dibagi menjadi tiga tahapan dakwah,
yaitu :
- Tahapan Dakwah secara sembunyi-sembunyi, yang berjalan selama tiga tahun.
- Tahapan Dakwah secara terang-terangan ditengah penduduk Mekkah, yang dimulai sejak tahun keempat dari nubuwah hingga akhir tahun kesepuluh.
- Tahapan Dakwah diluar Mekkah dan penyebarannya, yang dimulai dari tahun kesepuluh dari nubuwah hingga hijrah ke Madinah.
1.1 Tahap pertamaTiga tahun Dakwah secara sembunyi-sembunyi
Mekkah merupakan sentral agama bangsa Arab. Disana ada
peribadatan terhadap Ka’bah dan penyembahan terhadap berhala dan patung-patung
yang disucikan seluruh bangsa Arab. Cita-cita untuk memperbaiki keadan mereka
tentu bertambah sulit dan berat jika orang yang hendak mengadakan perbaikan
jauh dari lingkungan mereka. Hal ini membutuhkan kemauan yang keras yang tidak
bisa diguncang musibah dan kesulitan. Maka dalam menghadapi kondisi ini,
tindakan yang paling bijaksana adalah memulai dakwah dengan sembunyi-sembunyi,
agar penduduk Mekkah tidak kaget karena tiba-tiba menghadapi sesuatu yang
menggusarkan mereka.
Pada awal mulanya Rasulullah SAW menampakkan islam kepada
orang yang paling dekat dengan beliau. Anggota keluarga dan sahabat-sahabat
karib beliau. Beliau menyeru mereka ini kepada islam, juga menyeru kepada siapa
pun yang dirasa memiliki kebaikan yang sudah beliau kenal secara baik dan
mereka pun mengenal beliau secara baik. Dalam tarik islam, mereka disebut
As-Sabiqunal Awwalun ( yang terdahulu dan yang pertama masuk islam). Mereka
adalah istri beliau, Ummul Mukminin Khadijah binti Khuwailid,
pembantu beliau, Zaid bin Haritsah, anak paman beliau, Ali
bin Abu Thalib, yang saat itu Ali masih anak-anak dan hidup dalam
asuhan beliau, dan sahabat karib beliau, Abu Bakar Ash-Shiddiq.
Abu Bakar yang dikenal kaumnya sebagai seorang laki-laki
yang lemah lembut, pengasih dan ramah, dan memiliki akhlak yang mulia
bersemangat membantu Rasul mendakwahkan islam. Berkat seruannya, ada beberapa
orang yang masuk islam, yaitu :Utsman bin Affan, Az-Zubair bin Al-Awwan,
Abdurrahman
bin Auf, Sa’d bin Abi Waqqash,
Thalhah bin Ubaidillah.Mereka ini juga termasuk orang-orang yang lebih dahulu masuk
islam, kawanan pertama dan fajar islam.
Ada juga kawanan lainnya yang termasuk orang-orang yang
pertama masuk islam, yaitu :
- Bilal bin Rabbah - Abu Salamah bin Abdul Asad
- Amir bin Al-Jarrah - Al- Arqam bin Abil Arqam
- Fathimah bin Al-khattab - Khabbab bin Al-Arrat
- Dan banyak lagi lainnya
Setelah melihat beberapa kejadian disana-sini, ternyata
dakwah islam sudah didengar orang-orang Quraisy pada tahapan ini, sekalipun
dakwah itu masih dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan perorangan. Namun
merekan tidak ambil peduli.Selama tiga tahun dakwah masih dilakukan secara
sembunyi-sembunyi dan perorangan. Selama jangka waktu ini telah terbentuk
sekelompok orang-orang mukmin yang senantiasa menguatkan hubungan persaudaraan
dan saling bahu-membahu. Penyampaian dakwah terus dilakukan, hingga turun wahyu
yang mengharuskan Rasulullah SAW menampakkan dakwah kepada kaumnya. Menjelaskan
kebatilan mereka dan menyerang berhala-berhala sesembahan mereka.
1.2 Tahap Kedua Dakwah secara Terang-Terangan
Langkah pertama yang dilakukan Rasulullah ialah dengan
mengundang kerabat dekat. Beliau mengundang Bani Hasyim dan beberapa orang Bani
Al-Muthalib bin Al-Manaf. Beliau menyeru kepada kaumnya kepada Allah. Namun
dari sekian banyak yang datang, semua menentang Rasulullah, hanya Abu Thaliblah
yang mendukung dan memerintahkan melanjutkan perjuangan Rasul, tetapi Abu
Thalib tidak punya pilihan lain untuk meninggalkan agama Bani Abdul
Al-Muthalib.
Setelah Nabi SAW merasa yakin terhadap dukungan dan janji
Abu Thalib untuk melindunginya dalam menyampaikan wahyu Allah, maka suatu hari
beliau berdiri diatas Shafa, lalu berseru :
“
Wahai semua orang!” maka semua orang berkupul memenuhi seruan beliau, lalu
beliau mengajak mereka kepada tauhid dan iman kepada risalah beliau serta iman
kepada hari akhirat.”
Dari
yang hadir disitu, Abu Lahab angkat bicara “ Celakalah engkau untuk
selama-lamanya, untuk inikah engkau mengumpulkan kami.”
Lalu
turun ayat “ Celakalah kedua tangan Abu Lahab”
Seruan
beliau semakin menggema seantero Mekkah, hingga kemudian turn ayat yang artiny,
“
Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan
(kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.”
Maka
Rasulullah langsung bangkit menyerang berbagai khurafat dan kebohongan syirik.
Menyebutkan kedudukan berhala dan hakikatnya yang sama sekali tidak memiliki
nilai.
Mekkah berpijar dengan api kemarahan, bergolak dengan
keanehan dan pengingkaran, tatkala mereka mendengar suara yang memperlihatkan
kesesatan orang-orang musyrik dan para penyembah berhala. Suara itu seakan akan
petir yang membelah awan, berkilau, menggelegar dan mengguncang udara yang
tadinya tenang. Orang-orang Quraisy bangkit untuk menghadang revolusi yang
datang secara tak terduga ini, dan yang dikhawatirkan akan merusak tradisi
warisan mereka.
Orang-orang Quraisy bingung, karena sepanjang sejarah nenek
moyang mereka dan perjalanan kaumnya, mereka tidak pernah mengetahui bandingan
yang seperti itu. Setelah menguras pikiran, tidak ada jalan lain lagi bagi
mereka menghadapi orang yang jujur dan dapat dipercayai ini (Muhammad SAW)
kecuali mendatangi paman beliau, Abu Thalib. Mereka meminta kepadanya agar
menghentikan segala apa pun yang diperbuat anak saudaranya. Dengan perkataan
yang halus dan lemah lembut, Abu thalib menolak permintaan mereka. Maka mereka
pun pulang dengan tangan hampa sehingga Rasulullah bisa melanjutkan dakwah,
menampakkan agama Allah dan menyeru kepadaNya. Semenjak penolakan itu, dan
orang-orang Quraisy tahu bahwa Muhammad SAW sama sekali tidak menghentikan
dakwahnya, maka mereka memeras pikiran dan menyimpulkan untuk membenamkan
dakwah ini.
Beberapa
cara penghadangan mereka terhadap dakwah Rasulullah SAW, yaitu :
v Dengan ejekan dan penghinaan,
olok-olok dan penertawaan. Hal ini mereka maksudkan untuk melecehkan
orang-orang muslim dan menggembosi kekuatan mental mereka.
v Menjelek-jelekkan ajaran beliau,
membangkitkan keragu-raguan, menyebarkan anggapan-anggapan yang menyangsikan
ajaran-ajaran beliau dan diri beliau.
v Melawan Al-Qur’an dengan dongeng
orang-orang dahulu dan menyibukkan manusia dengan dongeng-dongeng itu, agar
mereka meninggalkan Al-Qur’an.
v Menyodorkan beberapa bentuk
penawaran, sehingga dengan penawaran itu mereka berusaha untuk mempertemukan
islam dan jahiliyah ditengah jalan.
v Berbagai macam tekanan dan
penyiksaan terhadap pengikut-pengikut Rasulullah SAW.
v Pemboikotan secara menyeluruh
terhadap pengikut Muhammad SAW.
Dari hari ke hari penyiksaan dan tekanan yang dilancarkan
orang-orang Quraisy semakin menjadi-jadi. Hingga Rasulullah menyuruh kaumnya
untuk hijrah dan berdakwah keluar Mekkah.
1.3 Tahap Ketiga Dakwah diluar Mekkah
Karena keadaan semakin mendesak, tekanan disana sini
terhadap pengikutnya, Rasulullah memerintahkan agar kaumnya hijrah dan
mendakwahkan islam ke Habasyah. Rasulullah tahu bahwa raja yang berkuasa adalah
seorang raja yang yang adil, tak bakal ada seorang pun yang teraniaya
disisinya.
Pada bulan Rajab tahun kelima dari nubuwah, sekelompok
sahabat hijrah yang pertama kali ke Habasyah, terdiri dari dua belas orang
laki-laki dan empat orang wanita, yang dipimpin Utsman bin Affan.
Karena siksaan dan penindasan yang ditimpakan orang-orang
Quraisy semakin menjadi-jadi, Nabi SAW tidak melihat cara lain kecuali
memerintahkan mereka untuk hijrah untuk kedua kalinya. Kali ini hijrah
berjumlah delapan puluh tiga orang laki-laki dan delapan belas wanita.
Sementara itu, Rasulullah SAW tetap berada di Mekkah untuk terus mendakwahkan
Agama Allah buat penduduk Mekkah.Banyak kejadian yang terjadi setelah
Rasulullah menetapkan perintah kepada pengikutnya untuk hijrah ke Habasyah.
Dari keislamannya Umar bin Khattab dan Hamzah bin Abdul Muthalib, yang membuat
islam semakin kuat, hingga keadaan duka hati Rasulullah atas meninggalnya paman
beliau Abu Thalib dan Istri beliau Khadijah binti Khuwailid.
Pada tahun kesepuluh dari nubuwah, Rasulullah SAW pergi ke
Thaif, beliau pergi dengan berjalan kaki. Dengan didampingi pembantunya Zaid
bin Haritsah, beliau mengajak penduduk setiap kabilah yang ia lalui kepada
islam. Namun tak satu pun yang memenuhinya.Sesampainya di Thaif, beliau menyeru
agama Allah kepada pemimpin Bani Tsaqif. Namun semua menolaknya dan mencaci
maki beliau sambil melempari batu kearah beliau. Pembantu Nabi SAW, Zaid
senantiasa melindungi beliau.
Saat musim haji tiba, beliau kembali ke Mekkah dan berdakwah
kepada orang-orang yang melaksanakan haji dari segala penduduk diluar Mekkah.
Agama Allah mereka bawa ke negerinya. Hingga tersebar luaslah islam di jazirah
Arab. Diantaranya yaitu :
v Suwaid bin Shamit, Dia adalah seorang penyair yang cerdas
dari penduduk Yatsrib yang juga di juluki Al-Kamil oleh kaumnya.
v Iyas bin Mu’adz, Dia seorang pemuda belia dari Yatsrib.
v Abu Dzarr Al-Ghifary, Dia termasuk penduduk pinggiran
Yatsrib.
v hufail bin Amr Ad-Dausy, Dia seorang Penyair cerdas dan
pemimpin Kabilah Daus
v Dhimad Al-Azdy, Dia berasal dari Azd Syanu’ah dari Yaman.
Dalam
beberapa waktu, sampailah islam ke penjuru jazirah Arab, hingga ke Madinah,
islam di Madinah disambut baik oleh penduduk. Dakwah berhasil di bumi Yatsrib
ini. Semua ketentuan Allah membuat islam semakin bercahaya dan bersinar.
B. FASE MADINAH
Setelah
Islam berhasil dan diterima penduduk Madinah melalui peristiwa Baiat aqabah
pertama dan kedua. Islam mulai memancangkan tonggak negara ditengah padang
pasir yang bergelombang kekufuran dan penuh kemaksiatan. Ini merupakan hasil
paling besar yang diperoleh islam semenjak dakwah dimulai.
Rasulullah
memerintahkan seluruh pengikutnya Hijrah ke Madinah, tak tersisa seorang mukmin
pun berada di Mekkah kecuali Rasulullah SAW, Abu Bakar, Ali bin Abu Thalib, dan
beberapa orang yang memang diperintahkan untuk tetap di Mekkah sampai ada
perintah dari Allah SWT.Pada suatu ketika Jibril turun kepada beliau membawa
wahyu dari Allah, seraya mengabarkan persekongkolan Quraisy yang hendak
membunuh Rasulullah dan bahwa Allah telah mengizinkan beliau untuk pergi serta
menetapkan waktu hijrah.Singkat cerita, setelah beliau dan rombongan memasuki
Madinah, beliau disambut penduduk Madinah dengan gembira dari kalangan Anshar.
Sangkin gembiranya kalangan Anshar, mereka berharap agar Rasulullah singgah
dirumah-rumah mereka.
Pembentukan Sistem Sosial Kemasyarakatan, Politik, Ekonomi Dan Sumber Keuangan Negara
Di Madinah secara perlahan
Nabi mulai membangun kekuatan politik melalui kesepakatan-kesepakatan yang
dibuatnya dengan warga Madinah, yang pada intinya untuk memberi kelonggaran
baginya dalam merealisasikan ajaran Al-quran. Untuk itu, secara internal, Nabi
berupaya menguatkan ikatan kaum Muslim dengan cara mempersaudarakan antara
Muhajirin dan Anshar, dan juga menjalin perjanjian dengan orang-orang Yahudi
dari Bani Quraidha, Nadir dan Qainuqa. Untuk mengatur hubungan sosial dan
politik di antara suku-suku warga Madinah itu, Nabi mengeluarkan sebuah piagam
yang disebut sebagai Piagam Madinah.
a. Rasulullah membangun masyarakat baru
Langkah pertama yang dilakukan Rsulullah SAW adalah
membangun mesjid. Beliau terjun langsung dalam pembangunan mesjid itu,
memindahkan bata dan bebatuan, seraya berkata : “ Ya Allah, tidak ada kehidupan
yang lebih baik kecuali kehidupan akhirat. Maka ampunilah orang-orang Anshar
dan Muhajirin.” Beliau juga membangun beberapa rumah disisi mesjid, dindingnya
dari susunan batu dan bata, atapnya dari daun korma yang disangga beberapa
batang pohon. Itu adalah bilik-bilik untuk istri-istri beliau. Setelah semuanya
beres, maka beliau pindah dari rumah Abu Ayyub kerumah itu.
Mesjid itu bukan hanya merupakan tempat sholat semata, tapi
juga merupakan sekolahan bagi orang-orang Muslim untuk menerima pengajaran
islam dan bimbingan-bimbingannya, sebagai balai pertemuan dan tempat untuk
mempersatukan berbagai unsur kekabilahan dan sisa-sisa pengaruh perselisihan
semasa jahiliyah. Disamping semua itu, mesjid tersebut juga berfungsi sebagai
tempat tinggal orang-orang Muhajirin yang miskin, yang datang ke Madinah tanpa
memiliki harta, tidak punya kerabat dan masih bujangan atau belum berkeluarga. Disamping
membangun mesjid sebagai tempat untuk mempersatukan umat manusia, Rasulullah
SAW juga mengambil tindakan yang sangat monumental dalam sejarah, yaitu usaha
mempersatukan antara orang-orang Muhajirin dan Anshar. Beliau mempersaudarakan
orang-orang Muhajirin dan Anshar agar saling tolong menolong, saling mewarisi
harta jika ada yang meninggal dunia disamping kerabatnya. Maka persaudaraan
ini, membuat fanatisme jahiliyah menjadi cair dan tidak ada sesuatu yang dibela
kecuali islam. Disamping itu agar perbedaan-perbedaan keturunan, warna kulit
dan daerah tidak mendominasi, agar seseorang tidak merasa lebih unggul dan
merasa lebih rendah kecuali karena ketakwaan. Rasulullah menjadikan
persaudaraan ini sebagai suatu ikatan yang harus benar-benar dilaksanakan.
Bukan sekedar isapan jempol dan omong kosong semata. Melainkan harus merupakan
tindakan nyata yang mempertautkan darah dan harta. Saling mengasihi dan
memberikan pertolongan dalam persaudaraaan ini.
Rasulullah mempersaudarakan mereka
dengan ketentuan ketentuan agama islam atas keridhaan Allah SWT. Dengan hikmah
kepintarannya ini, rasulullah telah berhasil memancangkan sendi-sendi
masyarakat yang baru. Beliau juga menganjurkan agar mereka menshadaqahkan
hartanya, dan juga menganjurkan mereka agar menahan diri dan tidak suka
meminta-minta, kecuali terpaksa, dan menyeru agar senantiasa sabar dan merasa
puas.
Begitulah cara beliau mengangkat moral
dan spirit mereka, membekali mereka dengan nilai-nilai yang tinggi. Sehingga
mereka tampil sebagai sosok yang ideal dan manusia yang sempurna. Dengan cara
ini Nabi SAW mampu membangun sebuah masyarakat yang baru di Madinah. Suatu masyarakat yang mulia lagi mengagumkan yang dikenal
sejarah.
b. Perjanjian dengan pihak yahudi
Setelah islam sudah terpancang dibumi Madinah, dan islam
juga sudah kokoh di negeri itu, maka Rasulullah mengatur hubungan dengan selain
golongan muslim. Perhatian beliau saat itu terpusat untuk menciptakan keamanan,
kebahagian dan kebaikan bagi semua manusia. Untuk itu beliau menerapkan
undang-undang yang luas dan penuh tenggang rasa, yang tidak pernah terbayangkan
dalam kehidupan dunia yang selalu dibayangi fanatisme.
Tetangga yang paling dekat dengan orang muslim di Madinah
adalah orang-orang Yahudi. Sekalipun memendam kebencian dan permusuhan terhadap
orang-orang Muslim, namun mereka tidak berani menampakkannya. Rasulullah
menawarkan perjanjian kepada mereka, yang intinya memberikan kebebasan
menjalankan agama dan memutar kekayaan, dan tidak boleh saling menyerang atau
memusuhi..Ada dua belas butir isi perjanjian itu, Diantaranya adalah :
- Orang-orang Yahudi adalah satu umat dengan orang-orang Mukmin. Bagi orang Yahudi agama mereka dan bagi orang Mukmin agama mereka.
- Orang-orang Yahudi dan Mukmin masing –masing harus menafkahkan kehidupan mereka.
- Mereka harus saling bahu-membahu dalam menghadapi musuh yang hendak membatalkan perjanjian ini.
- Mereka harus saling menasehati, berbuat baik dan tidak boleh berbuat jahat.
- Perjanjian ini tidak boleh dilanggar kecuali memang dia orang yang zhalim dan jahat.
Dengan disahkannya perjanjian ini, maka Madinah dan sekitarnya
seakan-akan merupakan satu negara yang makmur. Ibu kota Madinah dan
Presidennya, jika boleh disebut begitu, adalah Rasulullah SAW. Pelaksan
pemerintahan dan penguasa mayoritas adalah orang-orang Muslim. Sehingga dengan
begitu Madinah benar-benar menjadi ibukota bagi Islam.
c. Harta rampasan perang
Pada saat kafilah dagang kaum Musyrik Mekkah mengadakan
perjalanan dagang dari Syam ke Mekkah. Hal ini diketahui orang-orang muslim.
Ini merupakan kesempatan emas bagi pasukan Madinah untuk melancarkan pukulan
yang telak terhadap orang-orang Musyrik. Pukulan dalam bidang politik, ekonomi
dan militer.
Kafilah dagang itu sendiri membawa harta kekayaan penduduk
Mekkah, yang jumlahnya sangat melimpah, yaitu sebanyak 1000 ekaor onta, yang
membawa harta benda milik mereka, yang nilainya tidak kurang dari 5000 dinar
emas. Sementara yang mengawalnya tidak lebih dari empat puluh orang.Harta
rampasan perang ini didapat pada saat terjadinya perang Badar yang tak
terhindarkan lagi pada saat orang nuslim Madinah hendak merampas harta kafilah
dagang ini. Harta rampasan inilah modal kekayaan orang-orang muslim di Madinah.
Harta rampasan ini dibagi-bagikan kepada penduduk Madinah. Dan pada saat ini
pula turun ayat yang mewajibkan puasa dan membayar zakat. Sehingga orang-orang
muslim yang miskin di Madinah dapat terbantu karena syari’ah yang ditetapkan
Allah.
d.keuangan negara
Dalam bidang keuangan, Nabi
mendirikan lembaga baru yang disebut Baitul Mal. Melalui lembaga ini zakat
serta kewajiban-kewajiban finansial kaum Muslim dan masyarakat pada umumnya
dikumpulkan, untuk kemudian digunakan membiayai pengeluaran-pengeluaran
negara.Untuk menghadapi serangan-serangan musuh, baik dari dalam maupun dari
luar, Nabi membentuk suatu barisan pertahanan. Musuh pertama yang dihadapi oleh
Nabi datang dari Yahudi yang tinggal di Madinah. Mereka memandang kehadiran
Nabi sebagai ancaman terhadap kepentingan mereka. Musuh lain, yang jauh lebih
berbahaya adalah kaum kafir Quraisy.
Peperangan yang kemudian
dihadapi oleh Nabi dan kaum Muslim antara lain perang Badr, Uhud, Ahzab,
Khaibar, dan Hunain. Nabi juga menghadapi pemberontakan orang-orang Yahudi.
Pemberontakan pertama terjadi pada tahun kedua Hijrah, sepulangnya dari perang
Badr. Penyebabnya, suku Banu Qainuqa membunuh seorang pria Muslim. Tindakan ini
merupakan pelanggaran atas perjanjian yang telah mereka buat dengan
Nabi.Setelah menghadapi beberapa peperangan, pemberontakan, dan pelbagai
peristiwa lainnya, akhirnya Nabi berhasil mencapai puncak kemenangannya. Pada
tahun kedelapan Hijrah, ia berhasil masuk kembali ke Mekah. Nabi berhasil
menaklukkan Mekah dan penduduknya tanpa menumpahkan darah. Peristiwa ini,
kemudian disebut sebagai Fathul Makkah.Peristiwa
hijrah merupakan tonggak sejarah yang sangat menentukan dalam perjalanan
risalah ilahiah yang dibawa oleh Nabi, dan pada akhirnya
mengubah masyarakat yang tadinya dikenal sebagai jahiliah menjadi
masyarakat yang beradab. Setelah pembukaan kota Mekah, Islam kemudian menyebar
dengan cepat ke seluruh penjuru dunia dan berhasil meciptakan gerakan ilmiah
dan kekuatan politik di Barat dan Timur.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Perkembangan islam pada
masa nabi Muhammad pada fase mekah dan fase madinah.
Periode Mekkah dapat dibagi menjadi tiga tahapan
dakwah, yaitu :
1
Tahapan Dakwah secara sembunyi-sembunyi, yang berjalan selama tiga tahun.
2
Tahapan Dakwah secara terang-terangan ditengah penduduk Mekkah, yang
dimulai sejak tahun keempat dari nubuwah hingga akhir tahun kesepuluh.
3
Tahapan Dakwah diluar Mekkah dan penyebarannya, yang dimulai
dari tahun kesepuluh dari nubuwah hingga hijrah ke Madinah.
Priode madinah
Setelah Islam berhasil dan diterima penduduk Madinah melalui
peristiwa Baiat aqabah pertama dan kedua. Islam mulai memancangkan tonggak
negara ditengah padang pasir yang bergelombang kekufuran dan kebodohan.
a. Rasulullah membangun masyarakat baru
b. Perjanjian dengan pihak yahudi
c. Harta rampasan perang
d.keuangan negara
B. Saran
Adapun saran penulis kepada pembaca agar dapat
lebih mengetahui tentang kehidupan nabi Muhammad SAW, hijrahnya nabi ke
Madinah, dan proses pembentukan Negara Madinah sekaligus dapat memahami isi-isi
piagam Madinah. Selain dari pada itu, bila terdapat kesalahan kami mohon maaf
karena masih dalam proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Hamka,sejarah Umat islam,jilit,I,ii,dan iv,Jakarta:bulan bintang,1981http://spistai.blogspot.com/2009/03/sejarah-arab-masa-nabi-muhammad-saw.html
http://jamilkusuka.wordpress.com/2010/04/16/perkembangan-agama-islam-pada-masa-nabi-muhammad-saw-sampai-masa-khulafaur-rasyidin/
Sabtu, 12 November 2011
ikjas al quran
A. PENGERTIAN MUKJIZAT
Kata “mukjizat” diambil
dari gahasa arab ( )
a’jaza yang berarti “melemahkan/ menjadikan tidak mampu .pelakunya (yang
melemahkan ) dinamai mukjizat dan bila kemampuannya melemahkan pihak umat amat
menonjol sehingga mampu membungkamkan lawan, dia dinamai mukjizat.[1]
Dalam kamus
besar bahasa Indonesia kata mukjizat diartikan sebagai “kejadian yang luarbiasa
yang sukar djangkau oleh kemampuan akal manusia. Pakar agama islam
mendefinisikan bahwa mukjizat itu
adalah suatu hal atau peristiwa luarbiasa yang terjadi melalui seorang yang
mengaku nabi, sebagai bukti kenabiannya di datangkan kepada yang ragu, untuk
melakukan atau mendatangkan hal sempurna, namun mereka tidak mampu melayani
tantangan ini.[2]dengan
redaksi yang berbeda, mukjizat diartikan juga sebagai sesuatu luar biasa yang
diperlihatkan Allah melalui para nabi dan rasul-Nya, sebagai bukti atas
kebenaran pengakuan kenabian dan kerasulannya.[3]
Unsure – unsure
yang terdapat pada mukjizat yang dijalaskan Quraish Shihab :
1. Hal
atau peristiwa yang luar biasa
2. Terjadi
atau diaparkan oleh seorang yang mengaku nabi
3. Mengandung
tantangan terhadap yang meragukan kenabian
4. Tantangan
tersebuta tidak mampu atau gagal dilayani.
B. MACAM-MACAM MUKJIZAT
Secara
garis besar mukjizat dapat dibagi dalam dua bagian pokok, yaitu mukjizat yang
bersifat material, indrawi yang tidak kekal dan mukjizat immaterial, logis, dan
dapat dibuktikan sepanjang masa. Mukjizat nabi-nabi yang terdahulu merupakan
jenis mukjizat yang bersifat material. Mukjizat mereka bersifat material dan
indrawi dalam arti keluarbiasaan tersebut dapat disaksikan atau dijangkau
langsung lewat indra oleh masyarakat tempat mereka menyampaikan risalahnya.
Perahu
nabi Nuh yang dibuat atas petunjuk allah sehingga mampu bertahan dalam situasi ombak
dan gelombang yang sangat dasyat, tidak terbakarnya nabi Ibrahim dalam kobaran
api yang sangat besar, tongkat nabi musayang beralih wujud menjadi ular, dan
lain-lain. Kesemuaanya itu bersifat material indrawi.
C. SEGI-SEGI KEMUKJIZATAN AL-QURAN
1. Gaya
bahasa.
Gaya bahasa
Al-Quran banyak membuat orang arab saat itu kagum dan terpesona. Al-Quran
mencapai tingkat tertinggi dari segi keindahan bahasanya, sehingga membuat
kagum bukan saja orang-orang mukmin, tetapi juga orang-orang kafir.
2. Susunan
kalimat
Al-qoran, hadis
qudsi, dan hadis nabawi sama-sama keluar dari mulut nabi, uslub atau susunan bahasanya sangat jauh berbeda. Al-quran muncul
dengan uslub yang begitu indah.
3. Hukum
ilahi yang sempurna
Al –quran
menjelaskan pokok-pokok akidah,
norma-norma keutamaan sopan santun, undang undang ekonomi, polotik, social dan
kemasyarakatan, serta hokum-hukum ibadah. Tentang akidah Al-quran mengajak umat
manusia pada akidah yang suci dan tinggi, yakni beariman kepda Allah Yang Maha
Agung , menyatakan adanya nabi dan rasul.
Dalam bidang
undang-undang, Al-quran telah tela menetapkan kaidah-kaidah menganai perdata,
pidana, pilitik dan ekonomi. Al-quran menggunakan dua cara dalam menetapkan
sebuah ketetapan hokum yaitu: secara global dan secara terperinci.
4. Ketelitian
redaksinya.
a. Keseimbangan
antara jumlah bilangan kata dengan antonimnya
b. Keseimbangan
antara jumlah bilangan kata dengan jumlah kata yang menunjukan kepada akibatnya
c. Keseimbangan
antara jumlah kata dengan kata penyebabnya.
5. Berita
tentang hal-hal yang Ghaib
Sebagian ulma
menatakan bahwa sebagian mukjizat Al-quran adalah berita-berita gaibin Firaun,
yang mengejar-ngejar Nabi musa yang diceritakan dala, surat Yunus ayat 92.
Berita ghaib
yang ada dalam wahyu allah itu membuat manusia takjub karena akal manusia tidak
sampai ke hal-hal tersebut. Salah satu mukjizat Al-Quran, bahwa di dalamnya banyak
sekali terdapat ungkapan dan keterangan yang rahasianya baru terungkap oleh
ilmu pengetahuan dan sejarah pada akhir abad ini, maka yang terkandung di
dalamnya sama sekali tidak terbayangkan oleh pikiran orang yang hidup pada masa
Al-quran diturunkan.[4]
6. Isyarat
–isyarat Ilmiah
Banyak sekali isyarat
Ilmiah yang ditemukan di dalam Al-quran :
Jelas firman Allah,
Artinya:
“dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan
ditetapkann-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan itu, supaya
kamu mengetahui bilangan tahun dan tahun perhitungan (waktu). Allah tidak
menciptakan yang demikian itu, melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda –
tanda (kebesarannya) kepada orang –orang yang mengetahui . (QS. Yunus (10):5).
Perbedaan sidik jari
manusia, sebagaimana di isyaratkan oleh firman Allah :
Artinya:
“bukan demikian, kami kuasa menyusun (kembali) jari jemarinya dengan sempurna”
(QS. Al Qiyamah (75) :4)
D. PERBEDAAN PENDAPAT SI KALANGAN ULAMA.
1. Menurut golongan sharfah.
Sampai
menjelang abad ke III H, terma ijas masih dipahami oleh para ulama sebagai
keunikan Al-quran yang tidak dapat di tiru oleh siapapun. Namun berkat pengaruh
Al-jaiz, seorang tokoh mu’ktazilah, terma itu belakangan lebih dispesifikasikan
pada gaya retorika Al-quran. Pada perkembangan selanjutnya seorang tokoh
mu’tazilah lainnya, yakni Al murthada, berpendapat bahwa kemukjizatan Al quran
itu disebabkan adanya sharfah (pemanggian), yakni sebagaimana yang di
definisikan oleh An Nazhzham – telah memalingkan manusia untuk menentag al
quran dengan menciptakan kelemahan paddanya dehingga tidak dapat mendatangkan
sesuatu yang sama dengan al quran.
Para
ulama membantah sharfah menjelaskan bahwa paham ini telah menuduh tuhan
menentang seseorang yang berbicara, tetapi lidah orang itu lebih dahulu di
potong (dilemahkan ) oleh-Nya. Jika di runut dari latarbelakang teks-teks
tentang tahaddi (tantangan) Al- quran, jelaslah bahwa kaum kafir Quraish pada
saat itu merasa mampu mendatangkan kitab serupa Al quran meskipun nyatanya
tidak berdaya atau tidak berhasil. Pandangam sharfah ini menurut mereka,
mengimplikasikan pandangan bahwa sebenarnya kemukjizatan Al- quran bukan karena
esensi (dzat)-nya tetapi karena ada factor lain, yakni pemalingan potensi manusia
oleh Tuhan.
2. Menurut iman Fakhruddin.
Aspek kemukjizatan Al
quran terletak pasa klefasihan, kemudia dan kesmpurnaanya dari segaa cacat
3. Menurut Ibn’Tthiyyah.
Yang benar yang dianut
oleh para ulama, diantaranya Al Haddaq, aspek kemukjiazatan Al quran itu
terletak pada runtutannya, makna-makna yang terkandung di dalamnnya, dan kata-
kata yang fasih.
4. Menurut sebagian ulama
Sebagian ulam berpendapat
bahwa segi kemukjizatan Al quran adalah sesuatu yang terkandung di dalam Al
quran itu sendiri, yaitu susunan yang tersendiri dan berbeda dengan bentuk
puisi orang arab maupun bentuk prosanya, suku kaimatnya maupun dalm
pungtuasinya.
5. Menurut sebagian ulama lainnya
Berpendapat
bahwa segi kemukjizatan itu terkandung dalm kata- katanya yang jelas,
redaksinya yan bernilai sastra, dan susunannya yang indah karena nilai sastra
yang terkandung di dalam Al quran itu sangat tinggi dan tidak ada bandingannya.
PENUTUP
E. Kesimpulan :
1. mukjizat
adalah : ” suatu hal atau peristiwa luarbiasa yang terjadi melalui seorang yang
mengaku nabi, sebagai bukti kenabiannya yang ditantangkan kepada yang ragu,
untuk melakukan atau mendatangkan hal serupa, tetapi merka idak mampu melayni
tantangan itu.”
“suatu kejadian yang
keluar dari kebiasaan, disertai dengan unsure tantangan, dan tidak akan dapat
ditandingi.
2.
Unsure- unsure yang terdapat pada
mukjizat :
·
Hal atau peristiwa yang luarbiasa
·
Terjadi atau di paparkan oleh seorang
yang mengaku nabi
·
Mengandung tantangan terhadap yang
meragukan kenabian
·
Tantangan itu tidak mampu atau gagal
dilayani
3.
Segi –segi kemukjizatan Al quran
·
Gaya bahasa
·
Susunan kalimat
·
Hokum ilahi yang sempurna
·
Ketelitian redaksinya
·
Berita tentang hal –hal yang ghaib
·
Isyarat –isyarat ilmiah
DAFTAR PUSTAKA
Al
Qatan Manna, Pengantar Ilmu Studi Al-Quran2008
DR.
Rosihin Anwar, M.Ag ,Ulum Al-Quran, Bandung,
Pustaka
setia,2008
M.
Quraish Shihab, mukjizat Al-quran,Mizan,
Bandung, 1989
[1]
DR. rosihin Anwar, M.Ag ,ulum al-quran. Hal
184
[2]
M. Quraish Shihab, mukjizat Al-quran.hal
114
[3]
DR. rosihin Anwar, M.Ag ,ulum al-quran. Hal
184
[4] Al
Qatan Manna, pengantar ilmu Studi
Al-quran.2008,hal
Langganan:
Postingan (Atom)